Setia ?
Persetan dengan kata setia. Aku pernah setia, tapi
apa yang ku dapat ? pengkhianatan !!
Aku terlalu sering memberikan kesetiaan pada orang,
bahkan aku terlalu sering mengabaikan perasaan ku sendiri hanya untuk orang
yang lain.
Apa aku tak pantas dapat kesetiaan ?
Terkadang aku berfikir semua itu karma. Karma
tentang apa ? perasaan siapa yang sudah ku sakiti ?
Berkali kali aku mencoba menjaga perasaan orang
lain, tapi berkali kali itu juga aku tersakiti.
Dimata orang lain mungkin aku orang beruntung dalam
cinta. Setiap kali aku mencintai orang, pasti rasa itu cepat atau lambat akan
terbalaskan. Kata jomblo tak pernah lama melekat dalam diriku, bahkan baru
beberapa hari putus saja, aku sudah bisa mendapatkan pasangan lagi. Tapi,
taukah kalian dibalik itu semua aku harus membayar mahal dengan airmata yang
kalian takkan pernah tau.
Mungkin aku bodoh. Yang sudah tau cinta hanya
membuat sakit tapi masih saja tak pernah mengenal kata jera dalam pacaran.
Terserah kalian berfikir apa pun, termasuk bilang aku
adalah wanita gampangan.
Tapi ini lah aku, ketika aku sudah mendapatkan orang
yang aku inginkan, orang itu sebisa mungkin ku bahagiakan. Bahagia nya mampu
menutupi rasa perihku.
Tapi, ketika kebohongan sudah membumbui hubungan
itu, kata maaf saja tak cukup.
Bertahan mungkin iya, tapi utk perasaan tak akan
lagi sama.
Apa hanya aku yang mengerti perasaan ku sendiri ?
atau bahkan aku sendiri saja tak pernah pernah mengerti dengan perasaan ku
sendiri ?
Setiap orang yang ku suka, pasti tersimpan sesuatu
yang special di dalamnya.
Aku pacaran bukan utk merusak diriku, tapi utk
membuat diriku lebih berarti dan mampu membuat perubahan dalam hidupku. Tapi
kenapa semua pria yang ku kenal sama saja. Hanya bisa membuat parasaan ku
berubah.
Aku ingin bahagia secara normal, tanpa paksaan. Aku
ingin tertawa bahagia bukan menangis dalam tawa. Tak adakah yang bisa membuatku
diriku berarti ?
Kenapa peran ku selalu menjadi peri bukan bidadari ?
Aku memang wanita lemah, manja dan tak bisa
melakukan segalanya sendiri, tapi setidaknya di saat kalian bersamaku, aku
mampu membuat kalian tertawa.
Kisah percintaan ku selalu berakhir tragis.
Wibi !!!
Dia adalah pria yang ku kenal di sosial media saat
aku masih aktif di dunia roleplayer. Aku tak tau dirinya nyata atau hanya imajinasi
semata.
Dialah pria yang berhasil membuatku melupakan cinta
pertama yang telah membuatsehancur-hancurnya. Walaupun wibi di Jogja, tapi ku
rasakan kenyamanan mengenalnya.
Kisah itu harus berakhir tragis, wibi meninggal saat
operasi paru-paru. Padahal, operasi nya itu demi kesembuhannya utk bertemu dg
ku. Semua itu gagal, mas wili memberitahu kabar yang tak masuk akal. Bahkan
sahabatnya yang bernama riski ikut meyakinkan ku.
Setelah dengan wibi, aku jatuh cinta pada Fajar.
Cinta ? sepertinya tidak. Aku hanya sekedar mengaguminya, awalnya aku berfikir
mustahil mendapatkan nya tapi tak sampai sebulan aku menjadi pengagum
rahasianya. Kami memulai hubungan yang dinamai pacaran.
Kisah itu lagi-lagi harus berakhir karena jarak. Ini
utk kesekian kali hubungan ku hancur karena jarak. Daaannn juga perselingkuhan.
Demi mengobati hati yang luka, aku mecoba pacaran
dengan yang jauh lebih tua 8 tahun dari ku. Berharap dia bisa mengerti akan
diriku. Tapi aku salah, dia hanyabisa membuat ku lebih hancur.
Pada akhir nya aku bertemu Habib Rahman, teman satu
kampus yang baru ku kenal beberapa hari saat masih menjadi mahasiswa baru.
Umurnya lebih muda 2 tahun dari ku. Aku juga tak
menyangka bisa mendapatkan nya, padahal kami tak pernah dekat.
Hubungan itu kini bertahan hampir 2 tahun, dan
lagi-lagi harus terpisah oleh jarak dan ???? entahlah, itu semacam
perselingkuhan atau apa. Tapi hatiku
saat dia menyatakan cinta pada wanita lain.
Bib, hatiku sakit dengan segala sikapmu. Aku
mencintaimu bukan utk merasakan sakit lagi.
Tapi aku juga bahagia, karena mu, aku bisa tertawa.
Sebelum dia pergi, mataku seperti tertutup tak ingin
melihat pria mana pun lagi.
Semua berubah setelah ku rasakan sakit. Hatiku mulai
terbuka.
Aku menyukai orang lain yang tak seharusnya ku lakukan.
Maaf …….
Tapi menyukai orang itu membuat ku sakit. Atas
pengabaiannya, bahkan penolakkannya.
Dialah motivasiku saat ini. Terimakasih telah
hadir dalam hidupku. Kini hari-hariku di
kampus menjadi berarti. Ku harap kau tak pindah kelas, agar aku selalu hidup.